Best Entries

Jumat, Juni 14, 2013

Indonesia's Green Canyon | Cukang Taneuh

Ini bukan tentang ulasan Green Canyon di daerah Teluk New Mexico. Tetapi tentang Green Canyon di Kabupaten Ciamis, dekat Pangandaran , Jawa Barat , Indonesia. [[Lihat di Google Map : -7.734817,108.441657]].

Weekend lalu (25/05), pertama kalinya journey di Taneuh Sunda (selain touring geje ala motor "gede"). Setelah blusukan di Jakarta, menapak Semeru, camping di Yogyakarta.


Green Canyon terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Dari kota Ciamis berjarak sekitar 130 kilometer atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km. Jalur ini cocok untuk penggila off road. Kenapa tidak, sepanjang perjalanan banyak menghadapi berbagai macam rintangan, mulai dari bis hingga ranjau bekas truk pengankut barang tambang pasir besi. Sejatinya bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 60 menit, bisa-bisa menjadi tiga kali lebih lama waktu perjalannya.



#Green #Destination #Igers #Instadonesia #Indonesia #Instaphoto #Indtravel #River #Outbond #Landscape #Java #Cave #Tourism #Trip #Travel #WestJava

Buat anda yang tidak begitu suka off road, alternatif lainnya naik pesawat terbang perintis dari (misalnya) Bandara Halim Perdana Kusuma ke Bandara Nusawiru, di pesisir pantai Pangandaran dengan lama perjalannya sekitar 60 menit. begitu turun di bandara dan lanjut ke Green Canyon perlu waktu 15 menit, karena jalannya semulus kerak telor.

Begitu sampai, kita akan disambut yang "tak" kira sebuah terminal, ternyata halaman parkir. Isinya bis doang, serius.. Hanya menyebrang jalan kita siap untuk berwisata, sebab banyak kapal nelayan bercadik siap mengantarkan ke lokasi tujuan. Tidak tanggung-tanggung, buat naik kapal harus pakai kartu macam e-KTP lengkap dengan nomor antrian seharga IDR 125.000 (saat itu). Seberuntung-beruntungnya anda menang lotre tidak akan seberuntung turis yang ditemani seorang tour guide yang menyenangkan. Kebetulan saja kita Sang Pengunjung malah yang menemani tour guide nya berekreasi. Hahaha... (-___-!l)

Bayangkan saja dari tarif personal diatas kapal untuk menikmati "lebih" dari yang ada, gosipnya dikenai biaya mahal IDR 100.000 per orang yang mau renang dan menikmati water outbound. Padahal kapal yang saya naiki itu dengan sedikit nego mau menemani dengan tarif IDR 150.000 per jam permainan. Tentu tawaran yang bagus bukan? Padahal ada beberapa yang katanya menyarankan untuk tidak berenang karena antrian yang panjang.

Sepanjang mengarungi kali Cijulang yang berwarna hijau toska, kita akan disuguh pemandangan ala hutan hujan tropis seperti di film Anaconda. Dengan semak belukar dan tanaman rambat yang menggantung di atas pohon, semakin lama mengarungi sungai kita akan melihat tebing batuan karbonat yang mulai menjulang dan menyempit. Sayangnya, saat itu terlihat tak terawat dari sampah botol plastik yang terapung di bibir sungai.



Makin ke dalam . . . makin privite . . .

Green Canyon ini hampir tak pernah sepi pengunjung. Karena macet pun tak hanya di jalan-jalan protokol ataupun di jalan tol yang katanya bebas hambatan. Di kali ini pun kita harus rela bermacet-macet ria karena jalur sungainya menyempit dan harus menghindari Stalactite (kerucut karbonat di atas).


Sebelum basah, kita dikasih pelampung (doang), selanjutnya tinggal ikut pemandu.

Saat seperti ini yang paling gatel buat penghobi photography, ajiib boz landscape-nya. So pasti siapkan baju ganti, kalo nggak bawa buka aja bajunya, masuk angin mah urusan belakangan. Hahaha...
Segala jenis kamera anti air merupakan senjata wajib buat hunting kayak beginian. Yang lain semisal tas atau dompet di titipin aja di kapal. Beres kan..? Hehe..
Iya, satu hal yang nggak kalah penting, NYALI loo hsrus sempurna.. Karena kita akan loncat dari Stalagmite (kerucut karbonat di bawah) yang bentuknya mirip raja ubur-ubur di film Sponge Bob. Tingginya saya taksir 8 meter.. Dijamin seru!


Arus sungainya lumayan deras, karena awalnya kita akan berenang melawan arus kuat ini (apalagi setelah hujan) ke spot arus puncak untuk memulai body rafting. Body rafting atau menghanyutkan diri dari arah hulu dan mengapung mengikuti arus Sungai Cijulang dan dibuai oleh keindahan tebing-tebing setinggi 20-30 meter.


Dengan pemandangan tebing-tebing dari lapisan karbonat exsitu, atau yang dikenal sebagai Formasi Parigi ini dan bernaung pepohonan rindang yang mengapit Sungai Cijulang ini memiliki nama asli Cukang Taneuh atau jembatan tanah. Nama ini berasal dari satu bagian tebing di hilir sungai yang menyatu sehingga tampak seperti jembatan. Jaminan pasti ketagihan, apalagi saat lompat.. Mantabh...
Lapangan parkir Bis a.k.a Terminal
hujan lokal

traffic jam
Formasi Parigi
Rombongan habis Body Rafting
Ndeso . . Adus na kali -___-"

Reference: Detik.com, dan Pengalaman Pribadi, fotonya juga koleksi sendiri:)

0 feedback:

Posting Komentar