Kalangan yang berumur 17 tahun ke bawah bisa dibilang penuh dengan rasa ingin tahu yang luar biasa terhadap hal-hal baru dan tentu saja masih kental dengan keinginan untuk bermain. Perkembangan jaman yang sangat cepat, tidak heran lagi bila anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar sudah mengenal internet sebagai hiburan yang tertuang dalam beberapa situs yang kerap mereka buka. Mungkin diantaranya juga sering kita buka juga, seperti Facebook, Google Earth, Ragnarok, Twitter, WarCraft, Wikipedia, dan lain sebagainya. Mereka sudah jarang untuk bermain lagi dengan permainan tradisional seperti petak umpet (jomplo singitan), lompat tali, enggrang, gundhu (red: kelereng), ataupun sepak bola.
Beberapa orang mengenal istilah internet sebagai suatu jaringan. Yaitu jaringan dalam lingkup antara dua komputer dalam satu ruangan, ataupun dengan dunia. Pastinya para peselancar (red: sebutan untuk pengguna internet) tidak akan asing dengan istilah “www” (World Wide Web), kata depan yang sering diketikkan untuk mengunduh atau membuka suatu page (red: halaman). Dari sini, terlihat jelas bahwa internet adalah suatu jaringan yang sangat luas hingga menghubungkan berbagai belahan di dunia.
Ada yang bilang bahwa internet itu mempunyai kebebasan tak terbatas dalam mengunduh segala informasi yang diperlukan. Sejuta keunggulan yang luar bisa dalam penyampaian segala macam informasi, baik tentang pelajaran, teknologi, permainan, ataupun politik. Sehingga bila dalam keadaan yang jenuh, Internet bisa menjadi penghibur nomor satu untuk membuat suasana hati kembali segar. Istilah berselancar dalam dunia maya merupakan kegiatan mencari informasi dengan bantuan internet, mencari suatu hal yang dapat menghibur, misalnya bercengkrama dengan teman lama yang jarang bahkan tidak lagi bertatap muka lewat messenger (red: penyampai pesan). Memainkan suatu permainan secara online (red: langsung) dengan beberapa orang yang memainkan permainan yang sama. Dengan tuntutan dalam penyampaian berita atau informasi saat ini, masyarakat pengguna internet pasti bisa memaksimalkan fungsi internet itu sendiri. Lalu, bagaimana bila suatu hal tak terbatas fungsi dan manfaatnya ini digunakan oleh anak-anak ?
Internet, bisa dikatakan sebagai pisau bermata dua. Internet dapat dimaksimalkan fungsinya dengan baik untuk perkembangan sang anak, baik pola pikir maupun kebiasaanya dalam hal bermain untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka. Hal itu lebih baik lagi apabila orang tua ikut berperan serta dalam penggunaan internet oleh putra-putri mereka. Sebaliknya, jika hal ini terlepas dari pengamatan orang tua, maka internet sendiri bisa menjadi senjata yang menyerang sang penggunanya. Dengan kata lain, pengaruh buruk yang diberikanakan menjadi suatu kebiasaan yang dapat menyinggung norma-norma dan beberapa peraturan dengan hukum pidana
Bila kita perhatikan, anak-anak yang sudah terlanjur “jatuh cinta” pada internet bisa berdampak buruk bagi pola pemikirannya apabila terlepas dari pengamatan orang tua. Beberapa contoh kasus yang terjadi misalnya, penculikan lewat jejaringsosial, ngentit (red: mengambil dengan diam-diam) uang orang tua dan langsung dipergunakan untuk bermain game online, bisa juga lupa untuk beribadah ataupun belajar karena terlalu asyik dengan internet. Hal buruk tersebut dapat dicegah apabila orang tua selalu mengawasi dan mendampingi putra-putrinya saat berselancar di internet. Pendampingan saat berselancar dapat dilakukan dalam mencari informasi tambahan seputar pelajarannya yang diperoleh di sekolah. Tentu saja dengan porsi yang ringan. Bila sang anak gemar bermain game online, pembagian waktu antara belajar dan bermain cukup membantu. Dengan support dan hobi seperti ini, bisa dimungkinkan terjadinya hubungan yang mutualisme yaitu, anak-anak dapat memenuhi rasa keingintahuannya sedangkan orang tua dapat membantu sang anak dalam memperoleh informasi dan hiburan tanpa rasa khawatir.
Jadi, untuk para orang tua.. Gunakan internet sebagaimana fungsinya untuk menunjang kualitas sang anak!!
0 feedback:
Posting Komentar