Best Entries

Jumat, Juli 12, 2013

Track line "Kesasar" Dalam Novel

MENSANA EN COPEROSANO

... atau yang biasa kita kenal dengan pribahasa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, sepertinya harus diganti dengan istilah baru. Yaitu di dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang kuat, karena tidak semua orang bertubuh sehat memiliki jiwa yang sehat pula, bagaimana dengan orang gila coba? #lohnah

Karena saya termasuk orang yang memiliki jiwa yang sehat, ada baiknya ikut menyehatkan tubuh ini dengan cara.. Jogging.. Mumpung setiap hari minggu di Jakarta ada acara car free day dari jam enam pagi sampai jam sebelas siang, sepanjang Kereta Kuda Monas hingga Bunderan Senayan. Biasanya sih paling puwol 2 putaran lari santai dari Bunderan HI sampe Kolong Semanggi. Tapi, karena hari itu mau tuker tiket Kereta-Api, jadi kebiasaan dirubah dikit, lari sepanjang track dengan finish line di Stasiun Gambir. Berezz...

Nggak seperti biasa, depan UOB, terasa habis nafas ini. Biar balik lagi, jalan santai sampai Bunderan HI dan mampir ke "Bakul Pecel" belakang GI. Dulu, pernah mampir kesana habis Jogging bareng Made, Arie, Dhea, Danaz, dan lupa.. Haha, sayangnya habis, secara waktu itu jam 10 dan tidak seramai sekarang.. udah tambah aja yang jualan mirip SunMor, Pasar Kaget ala UGM. Udah gitu, yang jualan sekarang pake tenda pula, dan yang di jual makin variatif. Oke, pesen lontong pecel pake mendoannya duak, biar puas rasa penasaran ini. Rasanya ternyata nggak cukup mengobati rindu pecel bikinan eyangputri, secara bumbunya kerasa kecut dan neeg.. but it's oke for mendoan walau tidak seenak di GBK..

Gak perlu foto ya, karena nafsu photography saya hilang begitu makan se-sendok pecel ini, dari pada napsu makan kalian ikutan ilang.. hehehe..


Holding Hands Movement

Masih di seputaran Bunderan Hotel Indonesia, Masyarakat Peduli Indonesia (MPI) mengadakan acara tersendiri dengan pangguung seadanya, Acara itu bertajuk Holding Hands Movement, dimana para penyandang cacat disabilitas seperti Tuna Rungu dan Tuna Netra akan berkerjasama dalam "melangkah ke depan."

HHM dihadiri semua lapisan masyarakat, artis, seniman untuk merasakan apa yang dirasakan teman-teman kita yang memerlukan kebutuhan khusus ini. Kenapa tidak, artis yang menampakkan batang hidungnya ada Igor "Saykoji" dan tim, Soul Id, dan Indra Birowo. Aksinya sepasang manusia seolah-olah menjadi sang disabilitas, yang Tuna Netra pakai kain penutup mata dan Tuna rungu pake ear plug kayak di pabrik. keduanya berpegangan tangan, saling menuntun, saling berkerjasama dalam menggadapi rintanagan.


"Cara menuntun yang benar itu, si Tuna Netra memegang pundak/bahu kanan sang Tuna Rungu dengan tangan kanannya dari belakang."

Rencananya kegiatan ini akan dihadiri juga oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi.Ya rencana tinggallah rencana, orang nomor satu di DKI itu tidak kunjung datang nganti bubar. Nggak tau juga ya kalo pas aku datang, Pak Jokowinya udah pulang duluan. Hehehe...

Panggung seadanya dengam masa apa adanya..

Igor "Saykoji" (merah) dan kawan-kawan..


Drive Books, Not Cars

Setelah melangkahkan kaki terakhir dengan para disabilitas, track maraton dilanjutkan kembali ke Gambir. Biasanya jalan MH. Thamrin nggak terlalu ramai pecinta car free day, tapi hari iniii.... aneh.... Ada yang demo di depan "eX Mall," ada bule dan bawa buku, malangin jalan pula.. so awkward..

Ternyata, acara dari Taman Bacaan Pelangi dengan tajuk tema Drive Books, Not Cars yang ternyata sudah two years diadakan. *baru tahu*


FYIRainbow Reading Gardens aka Taman Bacaan Pelangi adalah sebuah kegiatan sosial pengadaan taman baca (perpustakaan mini) untuk daerah tertinggal dan terpencil di daerah Timur Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sang pendiri, Nila Tanzil @nilatanzil ini sekarang malah ikutan Nekad Traveler by provider gsm merah, jalan-jalan ke pulau Komodo selagi ada acara sosial di eX.. ckckck...

Ada beberapa box kerdus berisi buku-buku yang terlihat tua, dengan harapan mendapatkan buku lungsuran bertema geosaince itu pun harus pupus. Isinya Novel semua in English pula.. Arrgh..


boleh dipilih - dipilih - dipilih . . .

Ada lebih dari 33.000 judul buku sumbangan tentunya yang dijual kembali dengan harga yang bervariasi, [$0.50 to $3.50. Boleh lah, sapa tau dapet buku Sherlock Holmes pertama di Indonesia atau di dunia kan bagus tuh, buat hadiah duo Sherlockians, si Sony dan Kris.


 “You get to buy second-hand books in good condition at a really low price — and at the same time, you’re donating to a good cause.”

Pencarian baru 5 menit dan sudah ada 3 orang yang menanyakan hal yang sama, "Mbak, adakah novel tentang Sherlock Holmes?" Kerasa tertantang nih buat ngabisin semua buku Sherlock Holmes, dan dalam pencarian jati dirinya, di bantu dengan mbak-mbak manis yang saya taksir adalah anak PR angkatan 2010-an, masih cupu lugu gitu. Sayang jutek waktu bantuin nyari. 

Dari stand ke stand, dari tumpukan ke tumpukan, ternyata kalah cepet dengan salah seorang yang nyari itu buku SH, sial beut.. Judulnya Petualangan Sherlock Holmes dengan cover buku berwarna biru kucel dan skets SH, pengarangnya aja kagak tau, karena sekilas pandang dan it's the last book man.. Biar nggak ngerasa kecewa atau gagal, tanya deh sama Mas Fey, secara doi memang suka novel berbahasa asing dan disini adalah surganya para sastra asing. Habis minta referensi buku biar di cariin, seperti Never Let Me Go (by Kazuo Ishiguro), Are you there God? It's me Margaret (by Judy Blume), Snow Crash (by Neal Stephenson), dan White Teeth (by Zadie Smith).

Buku yang gagal diraih, tapi lebih kucel sih

Sayangnya, semua judul itu nggak dapet, tapi ada lima buku yang berhasil di bawa pulang. Yang pastinya nggak mungkin kebaca karena sebuah buku novel aja berjudul "Insecta Langit" karya mbak R dari Malang yang dibeli tahun 2006 aja masih nyampe Bab 2, dan sekarang bukunya hilang.. Hehehe...

Kelima buku itu antara lain :


"Hickory Dickory Death" by Agatha Christie (1973)
"Man and Superman" by George Bernard Shaw (1965)
"a Long Line of Dead Men" by Lawrence Block (1996)
"Winterflight" by Joseph Bayly (1984)
"a Season of Fear" by Abraham Polonsky (1960)

Lanjut, kita menyelesaikan etape terakhir, mudah-mudahan nggak ada gangguan lagi dijalan karena lampu digital jam membentuk angka 1015.. ada 45 menit lagi ke garis finish.


Karnaval Ramadhan

Owh sial, banyak bis parkir yang memacetkan jalan di sekitar Jalan Merdeka Selatan. Isinya rombongan PKS dari DKI Jakarta dan Sekitarnya. Buat yang satu ini nggak banyak cincong, masalahnya hawa Pemilu Presiden tahun 2014 tinggal beberapa bulan lagi dan ini akan menjadi materi yang sedikit sensitip.

Beruntungnya acara cepet bubar dan lanjut lari ke St. Gambir.


Note: Aku nggak ikut konvoi, parade, apalagi ikut umbar janji. Cuma nikmatin tari Saman dari DI. Aceh Darussalam.

Cuma nikmatin tari Saman dari DI. Aceh Darussalam.


Akhirnya St. Gambir

Nggak perlu banyak cerita, karena kalian pasti tau, masuk - ke loket - tuker tiket - pulang.
Hal sederhana itu pun juga ternyata ada aja cobaannya. Loket penukaran tiket yang biasanya si bilik Selatan itu dipindah ke bilik Utara. Antrian masuk bis Trans Jakarta hampir membludag keluar halte Gambir 2, dan Metromini P15 kagak juga ada yang lewat-lewat.

Dengan megangin perut kiri, kerasa suduk'en. Jalan perlahan dari Medan Merdeka Timur ke Medan Merdeka Barat, buat mempersingkat masuk ke dalam hiruk pikuknya konvoi dan tebak saja, gerbangnya ditutup.

Pasrah jalan ke Halte Trans Bank Indonesia buat balik ke kandang.

Semoga hari minggumu nggak berakhir sepertiku.

0 feedback:

Posting Komentar