Sabar bisa dikatakan lebih mudah di lakukan dari pada yang namanya Ikhlas, ko' bisa?!
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran setengah keimanan. Sabar memiliki kaitan erat dengan keimanan: seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “shabara”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “shabran“. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Terutama pada suatu hal yang bisa membangkitkan amarah.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai pemimpinmu, Sesunguhnya Allah beserta orang - orangyang sabar“
(QS. Al Baqarah : 153)
Lain dengan Ikhlas, lebih sulit dibandingkan bicaranya. Biasanya suatu hal tertentu dilakukan dengan imbalan. Kadang ada perasaan yang amat sayang untuk dilakukan. Semisal, ketika seseorang yang sangat disayangi terpaksa pergi ... . Sakit hati untuk merelakan atasnya.“Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS. Al-An’am : 162)
(QS. Al-An’am : 162)
Sabar bisa dilakukan, karena atas kemauan diri sendiri, untuk kebaikan sendiri sehingga lebih baik untuk dilakukan. Tetapi Ikhlas menyangkut akan hal yang membawa kebaikan untuk dirinya, musnah begitu saja dari pandangan.
Bukan Ikhlas namanya jika tidak membawa manfaat pada dirinya sendiri..
0 feedback:
Posting Komentar